Sedekah Ekstrem Tuai Polemik



Sedekah Ekstrem Tuai Polemik

Bersedekah memang baik. Namun, jika sedekah itu dilakukan secara ekstrem, apa diperbolehkan? Hal ini memang menjadi polemik.. Lantaran, sejumlah kiai menganjurkan sedekah secara ekstrem. Akan tetapi, ada juga kiai yang tidak menganjurkan.

Contoh sederhana sedekah ekstrem seperti ini: jika kita mempunyai gaji Rp 5 juta, penganut sedekah ekstrem menganjurkan hampir semua gaji itu untuk disedekahkan; jika punya mobil satu, mobil itu sebaiknya disedekahkan. Landasan mereka, apa yang disedekahkan akan diganti berkali-kali lipat oleh Allah SWT.

Kendati demikian, ada juga ulama yang kurang setuju dengan cara bersedekah seperti itu. Salah satunya adalah Dr Isroqunnajah MAg. Pria yang juga dosen UIN Malang ini menyatakan, sedekah yang baik minimal menyisihkan sepertiga dari harta untuk kebutuhan keluarga.
Pria yang akrab disapa Gus Is ini menerangkan, pemberian sedekah sebaiknya sebagian, bukan seluruhnya.
”Kalau keluarganya membutuhkan, sedekah tidak boleh diberikan seluruhnya,” kata Gus Is.
Dia menerangkan, memberi sedekah kepada keluarga atau saudara itu bernilai dua, yakni sedekah dan silaturahmi.
”Kalau sedekah kepada orang lain bernilai satu, kalau untuk keluarga bernilai dua,” kata dia. Dengan demikian, yang lebih utama bersedekah kepada keluarga.

Gus Is juga mengungkapkan, seseorang harus menyisakan paling tidak sepertiga untuk keluarganya.
”Jadi, tidak boleh mendonasikan seluruhnya,” ujarnya. Namun, jika ada orang yang menyedekahkan seluruh hartanya, ya tidak apa-apa, asalkan dia bisa bertahan hidup. Atau dengan syarat, setelah hartanya didonasikan, keluarganya tidak merasa kekurangan.

”Hal itu tidak apa-apa. Bagi beberapa orang, satu miliar atau satu triliun, bernilai sama dengan seribu atau dua ribu. Jadi, tergantung kemampuan yang bersedekah,” terang dia. Intinya, siapa pun boleh menyedekahkan berapapun harta mereka, asal keluarganya tidak merasa kekurangan.

Sementara itu, Gus Is juga menerangkan, yang harus dipahami pertama, yakni Allah memang tidak memberikan rezeki kepada hambanya secara sama. ”Yang tidak sama itu bagaimana bisa rata. Karena itu Allah memberikan ketentuan. Nah, itu yang disebut sedekah,” ujarnya.

Dia melanjutkan, sedekah ini sesungguhnya terbagi dua, yakni sedekah wajib dan sunah. Sedekah wajib itu misalnya nafkah suami kepada istri atau nafkah bapak kepada anak. Kemudian, zakat itu juga termasuk sedekah. Begitu juga dengan nazar. Selanjutnya, yang termasuk sedekah sunah yakni seperti hadiah, kado, datang kepada hajatan, dan lain sebagainya.

”Itu termasuk sedekah. Artinya, pemberian seseorang kepada orang lain tanpa presensi pahala,” lanjutnya.

Gus Is menyampaikan, ada beberapa orang yang mengatakan, jika memberi sesuatu kepada orang lain itu tidak mendidik. Selanjutnya seperti apa? Apa tidak perlu bersedekah pada orang lain? ”Ya harus tetap ada sedekah,” tegasnya.

Sedekah bisa disiasati melalui pintu lain seperti memberi upah dengan mempekerjakan orang lain. Pemberian upah kepada orang lain juga termasuk sedekah. Selain itu, utang pun juga termasuk sedekah.

”Kalau kemudian orang itu ragu mengutangkan, sementara tidak yakin orang tersebut tidak bisa membayar utang, gadaikan saja,” kata dia.

Selanjutnya, ada juga motivasi agar orang mewakafkan hartanya. ”Wakaf itu ketika orang mendonasikan untuk pendidikan atau masjid. Begitu orang itu mewakafkan, orang itu akan mendapat pahala sampai dengan hari kiamat,” pungkasnya. Cool. Mantap !!



Isu "Sedekah Ekstrem Tuai Polemik" mengacu pada kontroversi yang timbul akibat praktik sedekah yang dilakukan dengan cara yang dianggap berlebihan atau tidak biasa, sehingga memicu perdebatan di masyarakat. Polemik ini bisa muncul karena berbagai alasan, seperti perbedaan pemahaman tentang makna sedekah, cara penyampaiannya, atau dampak sosial yang ditimbulkan. 

Beberapa poin yang mungkin menjadi dasar polemik:

Definisi Sedekah Ekstrem:
Apakah sedekah ekstrem merujuk pada jumlah harta yang disedekahkan, cara penyampaiannya yang mencolok, atau keduanya? 

Keikhlasan vs. Pamer:
Apakah sedekah ekstrem yang dilakukan secara terbuka masih tergolong ikhlas, atau justru menjadi ajang pamer dan riya? 

Dampak Sosial:
Apakah sedekah ekstrem memberikan manfaat yang signifikan bagi penerima, atau justru menimbulkan kesenjangan sosial dan kecemburuan? 

Toleransi dalam Beragama:
Apakah perbedaan cara bersedekah antar individu atau kelompok harus dihormati, atau perlu ada batasan tertentu agar tidak menimbulkan polemik? 

Penting untuk diingat bahwa sedekah adalah amalan yang baik dalam agama Islam, namun pelaksanaannya harus sesuai dengan ajaran agama dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri maupun orang lain. Diskusi dan dialog yang konstruktif diperlukan untuk memahami berbagai perspektif terkait sedekah ekstrem dan mencari solusi terbaik agar amalan ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak. 

Sedekah Ekstrem Tuai Polemik VIDEO